10 March 2010

Belajar Bahasa Arab Kontemporer Terkini

Oleh Syafaat
Melalui rubrik ini saya akan berusaha terus mengupdate kosakata bahasa Arab terkini, dengan satu niat untuk mengasah keterampilan berbahasa baik untuk saya sendiri atau untuk para mahasiswa jurusan bahasa Arab di manapun. Saya juga menerima sumbangan saran atau artikel terkait, demi kesempurnaan dan kemanfaatan rubrik ini.


Kutipan Surat Kabar “Al-awsath" edisi 9 Maret 2010
استخدام الكلاب في النمسا (1) في الكشف المبكر (2) عن أمراض السرطان عن طريق حاسة الشم القوية
Penggunaan anjing di Austria dalam deteksi dini kanker
Oleh indra penciuman yang kuat 

استخدم الإنسان ومنذ قديم الزمان الكلب في الصيد والحراسة والرفقة (3)، وحديثا لجأ (4) الإنسان إلى الكلب معتمدا عليه كوسيلة إنذار (5) وبحث عن المخدرات والمتفجرات (6) وآثار المجرمين (7) وتتبع خطواتهم، ثم لإنقاذ ملايين البشر في حالات الطوارئ (8) والكوارث والزلازل وإخراجهم من تحت الأنقاض (9). وحديثا جدا ثبت أن الإنسان قد وجد في الكلب مقدرة شديدة الدقة والمهارة لإنقاذ (10) الإنسان من مرض السرطان.
Sejak zaman kuno manusia telah menggunakan anjing untuk berburu, keamanan, persahabatan (3), dan baru-baru ini manusia beralih (4) mengandalkan anjing sebagai media peringatan (5) dan pencarian obat-obat terlarang dan bahan peledak (6) dan jejak pelaku kriminal (7) dan melacak langkah-langkah mereka, dan kemudian untuk menyelamatkan jutaan orang dalam keadaan darurat (8), bencana, gempa bumi dan mengungsikan mereka keluar dari bawah reruntuhan (9).Baru-baru ini terbukti bahwa seorang pria telah menemukan kemampuan anjing presisi tinggi dan keterampilan untukmenyelamatkan (10) orang-orang dari penyakit kanker.
بالأمس نقلت كاميرات تلفزيون النمسا الحكومي (أو آر إف) تجربة طبية حديثة (11) ومثيرة تؤكد أن بإمكان الكلب الوقوف مبكرا واكتشاف الإصابة (12) بأنواع من أنواع السرطانات، خاصة سرطان الجلد والرئة والثدي والبروستاتا، وذلك عن طريق حاسة الشم القوية التي تمتاز بها الكلاب خاصة المدربة (13)  التي ثبت علميا أن بإمكانها وبنسبة خطأ لا تتعدى واحد في المائة أحيانا، وعن طريق شم البول والنفس والجلد أن تتعرف على إصابة المرء بالسرطان حتى في مراحل مبكرة جدا.
Kemarin televisi pemerintah Austria (ORF) menggutip pengalaman medis modern (11) yang mengkonfirmasi bahwa anjing dapat mengidentifikasi dan mendeteksi dini terjangkitnya (12) berbagai jenis kanker, terutama kanker kulit, paru-paru, payudara, prostat, dan hal itu melalui indera penciuman yang kuat yang dibedakan oleh anjing khususnya anjing yang terlatih (13) yang telah terbukti secara ilmiah bahwa mereka mampu dan dengan margin error kurang satu persen, dan melalui bau air seni, nafas, dan kulit, seseorang bisa diidentifikasi terjangkit kangker hingga pada tahapan yang sangat dini

Manajemen Tahfidz untuk Mahasiswa

Oleh Syafaat


Prolog

Sesuatu yang paling layak untuk dihafal adalah Al-Quran, ia merupakan firman Allah, pedoman hidup umat Islam, sumber dari segala sumber hukum, dan bacaan yang paling sering diulang-ulang oleh umat muslim. Mahasiswa sebagai calon intelektual muslim hendaknya meletakkan hafalan Al-Quran sebagai prioritas kegiatannya. Inilah intisari dari pemikiran Imam Yahya bun Syaraf An-Nawawi dalam kitab "Al-Majmu":
وينبغى أن يبدأ من دروسه على المشايخ: وفي الحفظ والتكرار والمطالعة بالأهم فالأهم: وأول ما يبتدئ به حفظ القرآن العزيز فهو أهم العلوم وكان السلف لا يعلمون الحديث والفقه إلا لمن حفظ القرآن وإذا حفظه فليحذر من الاشتغال عنه بالحديث والفقه وغيرهما اشتغالا يؤدى إلى نسيان شئ منه أو تعريضه للنسيان
“ Hal Pertama ( yang harus diperhatikan oleh seorang penuntut ilmu ) adalah menghafal Al Quran, karena ia adalah ilmu yang terpenting, bahkan para ulama salaf tidak akan mengajarkan hadis dan fiqh kecuali bagi siapa yang telah hafal Al Quran. Kalau sudah hafal Al Quran, berhati-hatilah dalam menyibukkan diri mempelajari hadis dan fiqh atau pelajaran lainnya, yakni kesibukan yang bisa menyebabkan hilangnya sebagian hafalan Al Quran atau beerpotensi lupa. “ Imam Nawawi, Al Majmu’,( Beirut, Dar Al Fikri, 1996 ) Cet. Pertama, Juz : I, hal : 66

Faktanya tidak semua orang yang memiliki niat untuk menghafalkan al-Quran mampu merealisasikan niatnya, juga tidak semua orang yang menghafal bisa tuntas sampai 30 juz, dan tidak semua orang yang hafal 30 juz mampu membaca "bil ghaib" dengan lancar dan baik. Demikian juga, tidak semua hafidz diberikan karunia untuk menjadikan hafalannya sebagai dzikir yang selalu dilantunkannya secara istiqamah sampai akhir hayatnya. Untuk itul, perlu kiranya seorang mahasiswa melakukan pengaturan (manajemen) secara sistematis, agar target yang direncanakan bisa tercapai.

13 January 2010

MODERAT DAN TOLERAN, SIKAP KEBERAGAMAAN YANG ELEGAN

Pernah suatu ketika, Ibnu Mas’ud kecewa betul tatkala mendengar khalifah Utsman shalat Dzuhur dan Ashar masing-masing empat kali di Mina. Utsman dianggap telah meninggalkan sunnah Rasulullah SAW. Tetapi ketika Ibnu Mas’ud shalat berjamaah di Mina di belakang Utsman, ia shalat seperti shalat Utsman. Lalu ada orang yang mempertanyakan hal itu, Ibnu Mas’ud menjawab, “ al-khilafu syarr (Bertengkar itu jelek!)” (Hadis Riwayat Abu Dawud). Kutipan atsar shahabat di atas mengilustrasikan sebuah drama perbedaan pendapat di kalangan pemuka agama yang berakhirkan cerita cantik nan menarik, yakni sebuah kesadaran untuk meninggalkan ego pribadi demi menjaga keutuhan umat.
Atmosfir keberagamaan di Indonesia kini nampak menghangat dengan kembali meletupnya ‘penyakit klasik’ umat Islam, yaitu perpecahan dan perbedaan dengan saudara seagama sendiri. Contoh konkrit perbedaan dimaksud adalah polemik fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) yang merepresentasikan kelompok Islam normatif-konservatif versus JIL (Jaringan Islam Liberal) yang merepresentasikan kelompok Islam liberal-progresif mengenai ‘masuk-tidaknya’ JAI (Jemaat Ahmadiyah Indonesia) dalam sebuah katalog al Islam. Din Syamsudin, ketua umum Muhammad yang juga sekretaris umum MUI, malah menghimbau JAI untuk membuat agama baru saja karena dianggap betul-betul keluar dari mainstream Islam.

18 January 2009

MENYIKAPI PERBEDAAN PENDAPAT DI KALANGAN UMAT ISLAM

A. Pendahuluan
Dalam kamus fikih, Prof. Dr. Rawwas Qal’ah Jie menyatakan, bahwa mazhab adalah metode tertentu dalam menggali hukum syariah yang bersifat praktis dari dalil-dalilnya yang bersifat kasuistik.( Mu’jam Lughat al-Fuqaha’, ed. Beirut, cet. I, 1996, hlm. 389). Dari perbedaan metode penggalian hukum inilah, kemudian lahir mazhab fikih. Dalam perkembangannya, istilah mazhab juga digunakan bukan hanya dalam konteks fikih, tetapi juga akidah dan politik. Sebut saja Prof. Dr. Abu Zahrah, dengan bukunya, Târîkh al-Madzâhib al-Islâmiyyah: Fî as-Siyâsah, wa al-‘Aqâ’id wa Târîkh al-Fiqh al-Islâmi.(Dar al-Fikr al-‘Arabi, Beirut, t.t., hlm.3). Lebih jauh beliau menegaskan, bahwa semua mazhab tersebut masih merupakan bagian dari mazhab Islam. Beliau kemudian melakukan klasifikasi, antara lain, mazhab politik, seperti Syiah dan Khawarij; bisa juga ditambahkan, Ahlussunnah dan Murjiah. Kemudian mazhab akidah seperti Jabariyah, Qadariyah (Muktazilah), Asy’ariyah, Maturidiyah, Salafiyah dan Wahabiyah. Adapun mazhab fikih adalah seperti Hanafiyah, Malikiyah, Syafiiyah, Hanabilah, Zahiriyah, Zaidiyah dan Ja‘fariyah.

MENGGAPAI KETENANGAN HIDUP MELALUI IMAN

Adalah merupakan tabiat manusia, siapapun dia, baik tokoh agama maupun preman sekalipun, mendambakan hidup tenang, tenteram, dan bahagia. Bermacam-macam persepsi orang tentang indikator kebahagiaan. Ada yang mempersepsikan bahwa orang yang bahagia itu orang yang sudah mencapai gelar profesor doktor, atau orang yang hidup serba berkecukupan, mulai motor sampai pesawat terbang dimiliki, atau orang yang memiliki banyak jabatan, mempunyai karisma yang luar biasa di mata masyarakat.
Islam ternyata memandang kebahagiaan itu menembus batas-batas materi ataupun jabatan. Ia bukanlah kenikmatan semu dan sesaat yang menyisakan penyesalan di kemudian hari, akan tetapi ia nyata dan abadi di dunia sampai akherat. Kebahagiaan itu menurut Islam bisa dirasakan siapa saja, di samping bisa diraih oleh kelompok “beruntung atau bernasib mujur”, juga ia bisa dimiliki kelompok papa nan miskin, golongan tak terpelajar, sepanjang hati, pikiran, pola hidup mereka tidak diperbudak materi, jabatan, sanjungan atau ambisi keduniaan lainnya. Islam selalu mengkaitkan kebahagiaan itu dengan ketakwaan. Ketakwaan itu menjadi prasyarat sebuah kebahagiaan sebagaimana janji Allah dalam QS. Al-Ahzab:71; Yunus:62-64; dan al-Saba’:15).